This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 26 April 2016

Indikator Efektivitas Proses Pembelajaran Pendidikan Kristen

Apa saja indikator efektivitas proses pembelajaran yang perlu diketahui oleh seorang pendidik Kristen? Mari kita membahas terlebih dahulu arti efektivitas. Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu dari frasa “effective” yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektifitas mempunyai beberapa pengertian yaitu, akibatnya, pengaruh dan kesan, manjur, dapat membawa hasil.(KBI) Sedangkan dalam kamus Ilmiah Populer, efektivitas adalah ketepat gunaan, hasil guna, menunjang tujuan.
Pembahasan tentang arti efektivitas menolong kita untuk memahami indikator efektivitas proses pembelajaran Pendidikan Kristen. Namun sebelumnya mari kita cermati pernyataan Bemard tentang efektivitas dalam konteks organisasi. Efektivitas dalam konteks organisasi diartikan kemahiran dalam sasaran spesifik dari organisasi yang bersifat objektif (“if it accomplished its specific objective aim”). Selanjutnya Schein dalam bukunya “organizational Psychology mendefinisikan efektivitas organisasi sebagai kemampuan untuk bertahan, menyesuaikan diri, memelihara diri dan juga bertumbuh, lepas dari fungsi-fungsi tertentu yang dimiliki oleh organisasi tersebut.(Widodo, 2002)
Frasa efektivitas dapat dipahami dalam pengertian tercapainya sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas (hasil) yaitu mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai. Di mana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
Menurut Yusufhadi Miarso, efektivitas pembelajaran adalah yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para peserta didik atau siswa, melalui prosedur pembelajaran yang tepat. Jadi, menurut definisi ini efektivitas pembelajaran dikenali dari tercapainya tujuan pembelajaran. (Yusufhadi Miarso, 2004)
Selain itu, Astim Riyanto menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran diartikan berhasil guna atau tepat guna, Definisi ini menegaskan efektifitas pembelajaran dalam dua indicator penting, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan guru. Menurut Gaff dalam Miarso pembelajaran yang efektif meliputi bagaimana membantu peserta didik atau siswa-siswi untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini efektivitas adalah membandingkan antara hasil belajar yang diperoleh dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jika tujuan tercapai maka tercapai pula efektivitas. Efektivitas pembelajaran ditandai dengan indikator:

Pertama, kemampuan mengorganisir bahan pelajaran secara baik. Bagian penting yang perlu ada dalam mengorganisasi materi pelajaran adalah merumusan tujuan pembelajaran. Tujuan ini kini disebut dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, pemilihan bahan pelajaran, kegiatan kelas, pemberian tugas, dan penilaian. Pokok-pokok inilah yang mesti ada dalam komponen proses pembelajaran yang efektif. Pengorganisasian bahan pelajaran adalah kewenangan guru. Maka yang dapat menilai baik atau tidaknya pengorganisasian materi pelajaran adalah para sejawat dalam bidang studi yang bersangkutan, atau ketua program studi, dan siswa. Siswa yang mengikuti pelajaran guru dapat menilai guru dengan cukup tepat. Misalnya siswa dapat menilai: apakah guru menyajikan bahan pelajaran di dalam cara teratur; apakah guru telah mempersiapkan diri untuk kelasnya, apakah guru telah menjelaskan pokok yang perlu dipelajari, dan apakahbahan ajar itu memungkinkan untuk dapat diikuti dengan baik.
Kedua Kemampuan berkomunikasi secara efektif. Aspek-aspek yang berkait dengan komunikasi secara efektif dalam pembelajaran pada bagian ini meliputi: strategi dan metode mengajar, pemakaian media untuk menarik perhatian mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Selain itu penyajian yang jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi guru), dan kemampuan untuk mendengarkan siswa.
Ketiga, Kemampuan dalam Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran. Seorang guru dituntut mengetahui materi pelajarannya dengan baik, agar mudah mengorganisirnya secara sistematis dan logis. Guru mampu menghubungkan isi pelajarannya dengan apa yang telah diketahui siswa.
Keempat, kemampuan dalam bersikap positif terhadap peserta didik. Sikap positif terhadap siswa dilakukan melalui cara-cara seperti: Apakah guru memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan dengan bahan pelajaran. Apakah guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan atau memberi pendapat, Apakah guru dapat dihubungi siswa di luar kelas, Apakah guru peduli terhadap apa yang dipelajari oleh siswa.
Kelima, Kemampuan memberi ujian dan nilai yang adil. Sejak awal pelajaran siswa harus mendapat informasi tentang: sistem penilaian yang akan mereka peroleh, seperti: kehadiran mereka dalam kelas, tugas-tugas yang akan dikerjakan, ujian tengah semester dan akhir semester.
Keenam, Kemampuan dalam kesesuaian soal ujian dengan bahan pelajaran yaitu pembuatan soal yang konsisten dengan indicator-indikator dari setiap kompetensi dasar yang telah dibuatnya sebagaimana yang ada dalam kontrak dan silabus serta satuan acara pembelajaran. Kesesuaian soal ujian dengan bahan pelajaran yang diberikan merupakan salah satu indicator keadilan dalam ujian.
Ketujuh, Hasil belajar siswa yang yang baik. Pelajaran yang diberi kepada siswa diarahkan untuk tercapainya perubahan pada tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pedoman yang harus dipegang adalah hasil belajar mahasiswa harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud dapat berupa perubahan tiga ranah di atas.

Jumat, 01 April 2016

Murid Yesus yang sejati mengenal kebenaran

Apa itu kebenaran?
Dalam Yohanes 18: 32  kita belajar dari Yesus tentang pengajaran kebenaran itu. Kebenaran yang diajarkan Yesus adalah kebenaran yang memerdekakan atau membebaskan manusia dari dosa.
Murid sejati yang mengenal kebenaran merupakan pengambaran selanjutnya mengenai kehidupan seorang murid yang sejati yang bertekun serta hidup di dalam pengajaran Yesus. Dikatakan bahwa murid yang sejati “mengenal kebenaran” dan “kebenaran itu memerdekakan kamu”. Dalam bahasa Yunani, terdapat dua kata yang biasanya diterjemahkan dengan “kebenaran”, yaitu kata dikaiosunh (righteousness) dan kata avlhqeia (“truth”). Istilah dikaiosunh biasanya digunakan untuk kebenaran yang bersifat objektif atau legal,[1] sedangkan istilah avlhqeia biasanya digunakan untuk “motif yang benar, sesuai dengan kenyataan, atau dapat dipercaya”.[2] Dalam ayat 32, kata Yunani yang diterjemahkan dengan “kebenaran” adalah avlhqeia. Itulah sebabnya, Ridderbos menyatakan bahwa “kebenaran” yang dimaksudkan di sini bukanlah kebenaran yang bersifat umum atau bersifat filosofis, melainkan kebenaran Injil yang datang melalui Yesus Kristus, yang telah menjadi darah dan daging di dalam Dia (1:14, 17). Itulah sebabnya, Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia adalah kebenaran itu (14:7; 8:40, 44, 45).[3] Demikian pula Ben Witherington menyatakan bahwa kebenaran yang dimaksudkan di sini tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri yang merupakan Pewayu sekaligus pewahyuan itu sendiri. Di dalam Dia, rencana ilahi dari pewahyuan dan keselamatan itu tersingkap dan mencapai klimaks pemenuhannya.[4] Hal itu berarti, istilah ginwskw dalam konteks ini berarti memiliki pengenalan yang intim dengan Yesus. C.H. Dodd menyatakan bahwa murid yang sejati “bukan hanya harus mendengarkan pengajaran-Nya; mereka harus disatukan dengan Dia yang adalah kebenaran.”[5] Kebenaran itu juga akan memerdekakan mereka.
Jadi, pengajaran Yesus dalam ayat 31b-32 adalah bahwa murid yang sejati adalah murid yang tinggal di dalam pengajaran Yesus, memiliki hubungan yang intim dengan Yesus, dan dimerdekakan oleh Yesus. Sepertinya dalam pengajaran ini ada rujukan tentang peristiwa pembebasan Israel dari Mesir yang merupakan tempat perbudakan. Pengajaran ini hendak menegaskan bahwa sebagaimana Allah membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir, demikianlah kebenaran, yaitu Yesus Kristus membebaskan atau memerdekakan mereka yang adalah murid-murid-Nya yang sejati.[6]
Untuk tidak mengacaukan frasa “Kebenaran”, maka perlu dibedakan kebenaran yang dimaksud disini. Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran “logi atas” dan “buah logi atas”. Maksudnya yakni Yesus adalah firman itu (logi Allah), dan kehidupan-Nya sesuai dengan kehendak Bapa yang mengutus-Nya, yang dalam bagian ini saya sebut dengan istilah “logi yang berbuah” atau perbuatan yang sesuai dengan firman (logi).
Sedangkan logi dan buah logi yang lain yaitu logi dan buah logi manusia ciptaan Tuhan. Ada kebenaran Ilmu pengetahuan, seperti kebenaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Hukum, Pendidikan, Teologi dan lain-lain. Semuanya menyangkut pengetahuan yang benar yang terjadi dalam proses berpikir dan bertindak manusia.





[1] “dikaiosunh,” in Thayer’s Greek Lexicon (Software version of BibleWorks6).
[2] “avlhqeia,” in UBS Lexicon (Software version of BibleWorks6).
[3] Ridderbos, The Gospel according to John, 308; Carson, The Gospel of John, 348-349.
[4] Ben Witherington III, John’s Wisdom: A Commentary on the Fourht Gospel (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1995), 176-177.
[5] Dikutip dalam: Carson, The Gospel of John, 349.
[6] Beasley-Murray, John [software version].

Kesejatian mereka sebagai murid Yesus

Penginjil Yohanes tidak menyatakan bahwa “kalian akan menjadi murid-murid yang sejati”. Yang dikatakan Yohanes adalah “kalian adalah murid-murid-Ku yang sejati”.[1] Dengan kata lain, status sebagai murid yang sejati bukan dihasilkan oleh kalimat kondisional di atas yaitu “jikalau kalian tinggal di dalam firman-Ku”. Sebaliknya, kalimat kondisional itu merupakan ekspresi nyata dari status sebagai murid yang sejati. Itulah sebabnya, Herman Ridderbos benar saat mengomentari ayat ini demikian: “Kesejatian mereka sebagai murid haruslah terbukti dari ketekunan mereka terhadap pengajaran Yesus dan melakukan firman-Nya”[2] (bnd. 14:15, 21, 23, 24; 15:10; 17:6).
Marilah kita menjadi murid Yesus yang sejati, yaitu ketekunan dalam ajaran Yesus dan melakukan ajaran itu (Ajaran Yesus). Selamat berjalan dalam kesejatian sebagai pengikut Yesus.
Sebuah syair Zion menyatakan begini:
Domba sesat pulanglah 2
TUHAN YESUS sedang mencari
Domba sesat pulanglah
Bagi mereka yang meninggalkan Yesus dan beralih pada keyakinan lain, pulanglah karena YESUS sedang mencarimu.



[1] Morris, The Gospel of John, 404.
[2] Herman Ridderbos, The Gospel according to John: A Theological Commentary (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1997), 308.

Murid yang Sejati (Yohanes 18: 31b-32)

Yesus mengawali pengajaran-Nya pada bagian ini dengan mengemukakan sebuah kalimat kondisional: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku” bisa juga diterjemahkan: “jikalau kamu tinggal di dalam firman-Ku”]. Lalu diikuti dengan “kamu benar-benar adalah murid-Ku”. Kata “tinggal” atau “menetap” dapat diartikan ketekunan seorang pengikut Kristus. Sementara “firman-Ku” merujuk kepada keseluruhan pengajaran Yesus (bnd. 5:24; 14:23; dll.). Seorang ahli PB yaitu F.F. Bruce menyatakan bahwa “tinggal” di dalam “firman” berarti “melekatkan diri pada pengajara-Nya – menjalani kehidupan menurut arahannya”.[1] Dengan kata lain, melalui kalimat kondisional ini Yesus bermaksud menyatakan bahwa bertekun di di dalam pengajaran Yesus merupakan tanda murid sejati.[2] Karakteristik inilah yang nantinya terlihat dalam kehidupan para pengikut Yesus pasca kenaikan-Nya ke sorga (Kis. 2:42).



[1] F.F. Bruce, The Gospel of John: Introduction, Exposition, and Notes (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1994), 196.
[2] Carson, The Gospel of John, 348.

Senin, 16 Juli 2012

Pengalaman pertama penghasilan Online


Guru dan Dosen bisa bergantung penghasilan pada lembaga pemberi kerja, seperti sekolah, yayasan, dan lain-lain. Akan tetapi kenyataannya tidak semua guru dan dosen memiliki tempat yang memadai untuk mendapat rejeki. Anak-anak guru, dan dosen sering juga tidak mengalami pengalaman sebagaimana pengalaman anak-anak yang memiliki orangtua yang punya penghasilan memadai, tarulah dari perusahan, ada gaji tetap dari sekolah, yayasan. Lain halnya dengan guru-guru dan dosen-dosen, khususnya yang di STT, mereka harus bekerja segiat-giatnya, sering tidak cukup. Dalam kondisi inilah saya mencoba memakai pikiran memanfaatkan peluang bisnis online dengan cara mengikuti program-program penghasil uang dan menaruhnya dalam setiap blog yang saya miliki. Sudah puluhan blog dengan puluhan emai berbasis gmail.
Doa anakku yang ketiga yaitu Medius Holy Historiman Muanley (ketika masih di TK), kini sudah masuk SD kelas satu. Doanya demikian: Tuhan berkati bapa dan mamaku supaya bapa dan mamaku dapat uang yang banyak untuk kami bisa pergi ke taman mini, Ancol dan membeli makanan, juga mainan”. Amin
Saya mencantumkan doa anakku bukan untuk meminta belas kasihan, tetapi doa ini sebagai sebuah dorongan kepadaku untuk bekerja menghasilan sesuatu untuk kesejahteraan keluarga.
Pada hari sabtu siang, saya ditelepon oleh seorang mantan mahasiswa, dan menyatakan bahwa ia membaca di webblogku (blog) yang berjudul logi-logi Yonas Muanley, dan mendapat informasi di sekitar program penghasil uang yang saya cantumkan dalam blog saya. Salah satu program penghasil uang yang diliriknya adalah blogbisnisinternet dengan kode url: http://www.blogbisnisinternet.com/?id=muanley
Ia bertanya kepada saya, apakah program penghasil uang yang tercantum dalam blog itu dapat dipercaya? Kemudian saya jawab, saya sudah ujicoba dan yang saya pasang di blog saya adalah program penghasil uang (ada program reseller dan affiliate) yang sistemnya baik. Silakan anda mempelajari dan mendaftar menjadi anggota/reseller atau affiliate, dan promosikan seperti melalui blog atau di web iklan. Setelah ia mendaftar kemudia ia sms ke saya dan menyatakan bahwa ia sudah mendaftar dan mentransfer uang sesuai dengan harga produk dari pemilik website. Malamnya saya sms ke pengelola, Pak David Odang. Jawabannya bahwa nanti mereka cek pada hari Senin, ternyata benar, pada hari senin saya mendapat sms dari pengelola meminta rekening untuk transfers komisi sebesar Rp 70.000,00. 
Ketika saya membuka email saya, pengelola website blogbisnis internet telah memberitahu saya melalui email sbb:


Hallo Yonas Muanley, S.Th.
Berikut ini adalah data pendaftaran member baru:
    - Nama                :  Ronalto, S.Th. S.H (c)
    - Email               :  asiatracoprima ....
   - Alamat              :  Jl. Ahmad Yani Gang......
    - Telepon             :
    - HP                  :  08138603....
    - ID                  :  Ronalto
    - Transaksi           :  Rp 70.117 ,-

Bila Anda mau, Anda bisa melakukan follow up terhadap member tersebut agar segera melakukan pembayaran.
Follow up yang dianjurkan adalah dengan menggunakan SMS atau telepon.
Follow up melalui email sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem BlogBisnisInternet.com.

Terima Kasih,

David Odang
---------------------
support@blogbisnisinternet.com
08129989890

Alamat email dan no hp dalam bukti email di atas sengaja saya tutup angka terakhir untuk Hp, dan menghitamkan bagian terakhir email. Hal ini dilakukan untuk tidak salah digunakan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Saya tidak lagi melakukan follow up karena prospek/pendaftar/member sudah trasnfer uang ke rekening pengelola. Sebenarnya saya bisa mengarahkan untuk langsung mentransfer komisi Rp 70.000,00 ke rekening saya tetapi saya sarankan untuk ditransfer saja ke pengelola. Nanti pengelola akan transfer ke rekening saya. Saya tinggal menanti uang masuk ke rekening. Terimakasih Tuhanku yang memberi pikiran, dan telah menggerakan orang lain untuk berbagi kebaikan. Inilah pengalaman pertama "berpenghasilan online"
Ini pengalaman pertama yang membahagiakan. Ternyata kita bisa berpenghasilan online. Asiknya penghasilan online itu terjadi saat kita istirahat, duduk atau sedang berekreasi atau kerja. Penghasilan itu tetap akan terjadi. Memang penghasilan online bukan jalan pintas cepat kaya. Ada proses yang harus kita lewati. Prose situ memakan waktu yang panjang. Semua bergantung usaha kita dan terlebih kehendak sang pemberi hidup.
Saya yakin, waktu-waktu kedepan blog yang sudah saya bangun bertahun-tahun (sejak 2008) dan ada pula yang baru saya buat, seperti blog Logi-logi Yonas Muanley.
Bagi yang berminat membuat blog dengan tampilan yang menarik seperti blog-blog saya dapat belajar sendiri di internet atau dapat menghubungi saya. Selanjutnya yang ingin memiliki program penghasil uang yang dapat dicantumkan dalam blog, bisa mendaftar jadi member. Silakan memilih, mempelajari secara teliti, dan memutuskan untuk mendaftar. Misalnya Anda dapat mendaftar jadi affiliate di :http://www.blogbisnisinternet.com/?id=muanley dan atau klik disini http://yonasmuanleyinternetmediaberkat.blogspot.com

Malam harinya yaitu tanggal 16 Juli 2012, saya sms ke pengelola, jawabannya melalui sms yakni uang sebesar Rp 70.000,00 sudah ditransfer ke rekening BCA atas nama Yonas Muanley, S.Th. Pengalaman ini menyenangkan karena setelah lama berjuang secara online melalui blog gratis dengan penampilan blog yang sedikit profesional.

Salam sukses Bisnis Online berbasis blogspot.com

Yonas Muanley

Sabtu, 23 Juni 2012

Logi-logi Didaktik Kristen Berbasis weblog



Mengajar dan mendidik telah di mulai oleh Tuhan di taman Eden, ada dunia manusia muda yang perlu mendapat kemanusiaan yang bersesuain dengan tujuan instruksional yang telah Tuhan tetapkan untuk manusia, khususnya di taman eden. Kegiatan mendidik itu tetap dilangsungkan oleh Tuhan terhadap geneasi manusia selanjutnya. Tuhan mendidik dan mengajar umat Israel melalui media (medius), baik melalui diri manusia seperti melalui Musa, Yosua sampai memasuki tanah Kanaan, pendidikan dan pengajaran itu tetap dilanjutkan. Selain itu, media dapat juga berbentuk alat non pribadi yang dipakai oleh Tuhan untuk mendidik umat Israel. Di sini, Tuhan menjadi pendidik utama dan pertama, selanjutnya kegiatan mendidik dan mengajar itu dilanjutkan oleh manusia, mulai dari Adam dan Hawa, Nuh, Abraham, Isak, Yakub sampai terpilihnya sebuah komunitas baru yaitu Israel, kemudian melalui Tuhan yesus dan murid-murid, dan gereja sepanjang zaman. Pendidikan dan pengajaran sebagaimana yang dimaksud disini dilaksanakan dengan memakai berbagai komponen instruksional, salah satunya adalah media. Tuhan memakai media untuk mengajar umat-Nya sebagaimana yang disaksikan dalam Perjanjian Lama, umat-Nya, seperti para nabi, imam, penyair, orang bijaksana, dan para orantua mendidik melalui penggunaan media. Ketika Tuhan Allah melalui Yesus Kristus mengajar murid-murid-Nya, tetap memakai media instruksional yang disesuaikan dengan tujuan instruksional yang telah dikemukan Yesus ketika Ia memanggil murid-murid-Nya yang pertama, selanjutnya murid-murid-Nya dalam melaksanakan tugas pengajaran sebagaimana yang diamanatkan dalam Matius 28, tetap dan senantiasa menggunakan media.
Salah satu media yang menjadi sebab penelitian ini yaitu narasi Lukas 5:1-3
Pada suatu ketika Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai … Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, … Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

Dalam narasi Lukas, terdapat berita bahwa Tuhan Yesus menjadikan perahu sebagai salah satu teknologi manusia yang dijadikan sebagai media Instruksional untuk mengajar orang banyak. Bila Yesus hanya berdiri di pantai maka pastilah tidak dapat dilihat secara baik oleh orang banyak yang hendak mendengarkan materi instruksional yaitu firman Allah. Yesus melihat teknologi sederhana, yaitu teknologi bauatan manusia, teknologi yang dimaksud yaitu perahu, Yesus menggunakan perahu sebagai sarana untuk pengajaran.

Informasi di atas menunjukkan kepada kita, bagaimana Yesus memilih alat untuk dapat dipakai sebagai media menyampaikan firman Allah. Dalam konteks ini, kini para pendidik Kristen (Guru, Dosen) berada pada zaman teknologi informasi yang sangat canggih, tehnologi itu menyebabkan ditemukannya internet dengan beragam fasilitas salah satunya adalah world wide web (www).

Penemuan internet dan perkembangannya menjadikan dunia tidak dibatasi oleh jarak dan waktu, serta kendala biaya yang sangat mahal ketika menggunakan tehnologi lain untuk berkomunikasi seperti telepon dan lain sebagainya. Kemajuan internet dan teknologi informasi yang sangat canggih membuat masyarakat biasa dapat terkoneksi atau menggunakan internet. Dunia pendidikan pun mulai menggunakan internet untuk proses pembelajaran, program ini dikenal dengan kelas maya (seperti e-learning) dan lain sebagainya.

Aplikasi internet seperti www, khususnya pada web gratis misalnya weblog atau blog pun mulai berkembang dan dipakai untuk kepentingan proses pembelajaran. Mulai dikenal blog guru, blog dosen dan lain sebagainya. Di Perguruan Tinggi, telah, sedang dan akan  digalakan penggunaan blog oleh dosen untuk kepentingan eksistensi diri pengembangan diri dosen.

Universitas tertentu di Indonesia, mulai menyediakan fasilitas blog untuk para dosen, dan memberi pelatihan weblog kepada dosen. Hanya perkembangan ini tidak diikuti oleh komunitas pembelajar di STT. Tidak banyak dosen teologi yang memiliki blog untuk informasi pengajaran yang diasuhnya.  Padahal blog sangat bagus dipakai sebagai media instruksional untuk berbagai mata kuliah. Isinya tidak hanya untuk para mahasiswa tetapi dapat diakses oleh orang lain di seluruh dunia. Inilah yang menjadikan penulis untuk membahas secara ilmiah pemanfaatan weblog atau blog sebagai media instruksional pengajaran di STT.

Ada sebuah berita dalam Koran yang memberi motivasi untuk menggumuli fasilitas internet untuk kepentingan pembelajaran (pengajaran) yaitu bahwa masyarakat pedesaan mulai menggunakan dunia maya. Ketika penulis pulang ke Jakarta setelah bertemu direktur Pascasarjana STTBI, di mobil tanpa sengaja, penulis membaca sebuah Koran dari penumpang yang diperkirakan berasal dari Kalimantan. Koran itu namanya Harian Umum Tabengan, Spirit Membangun Kalteng, pada halaman hlm 5, Kolom 6,  Rabu, 14 Desember 2011 dimuat sebuah informasi yang sesuai dengan topic yang sedang dipikirkan oleh penulis, topic itu tidak lain internet untuk keperluan pembelajaran. Informasi yang dimaksud sebagai berikut:
Masyarakat Desa arungi Dunia Maya
Globalisasi atau penyejagatan merupakan istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan  ketergantungan antarbangsa  dan antarmanusia di seluruh dunia di berbagai sector sehingga batas-batas suatu Negara menjadi semakin sempit. Globalisasi merupakan suatu proses di mana antar individu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lian yang melintasi batas Negara. Kehadiran era globalisasi diraskan memberikan warna yang berbeda di semua sector kehidupan. Semua tumbuh dengan cepat dan ringkas, tinggal bagaimana suatu Negara memperkuat  landasan dasar bagi rakyatnya dalam meyikapi hadirnya era tanpa didnding pembatas ini. Khusus di sector teknologi, kehadiran yang namanya internet  benar-benar menjadi jendela dunia. Meski awalnya terbilang barang mewah, tapi lambat laun akhirnya produk ini menjadi umum dan biasa di mata dan telinga masyarakat. Menengokkehadiran program mobil layanan internet bagi kecamatan di seluruh Tanah Air  termasuk di Kalteng yang diluncurkan Pemerintah Pusat, tentu hal ini menjadi  hal yang boleh terbilang baru. Karena Apa? Biasanya berbicara internet dengan semua perangkatnya yang canggih dan sering berganti-ganti modelnya, tentu lebih didominasi  masyarakat modern di perkotaan. Tapi dengan diluncurkan program mobil internet ini, maka hal ini menjadi  suatu terobosan baru untuk  memperkenalkan  produk globalisasi ini kepada masyarakat yang jauh berada di wilayah kecamatan, pedesaan dan pedalaman. Harapannya, program ini mampu dimanfaatkan dari sisi positif untuk mencerdaskan  anak bangsa di Negeri ini. Jika perlu bisa lebih mengefektifkan dalam membantu masyarakat melihat seluruh perubahan dan pembangunan  di muka bumi ini, agar mereka bisa lebih banyak  menyerap dan memahami ilmu dan pengetahuan yang selama ini jauh dari harapan. Kehadiran mobil berwarna biru muda ini memang berbeda dari mobil biasa. Terlihat di atapnya bercokol alat penangkap sinyal satelit. Bagian dalamnya pun bukan kursi penumpang melainkan laptop. Mobil yang dimanfaatkan MPLIK (Mobil pusat Layanan Internet Kecamatan) ini didesain khusus  menyediakan akses internet mudah dan murah kepada masyarakat desa. Di mata Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, sarana strategis ini tentu saja diharapkan  bisa labih efektif membantu pemerintah dalam mencerdaskan rakyatnya. Gubernur optimis, program ini membuka keterisolasian kesenjangan digital, menuju pembangunan Kalteng yang sejahtera dan bermartabat. Ini selaras dengan program pelaksanaan visi dan misi Gubernur Kalteng, diantaranya Kalteng yang maju, mandiri dan adil, serta cerdas Informasi Comunication Teknologi (ICT). Besar harapan kehadiran mobil internet ini benar-benar dimanfaatkan masyarakat pedesaan dalam mengakses informasi dari seluruh penjuru dunia melalui teknologi yang canggih, terutama sekali bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki prningkatan kehidupan dalam menunjang ekonomi keluarga dan masyarakat secara luas.[1] (Harian Umum Tabengan, Spirit Membangun Kalteng, hlm 5, Kolom 6,  Rabu, 14 Desember 2011).
Dalam surving di dunia maya (internet), saya berusaha untuk mencari seberapa banyak dosen STT yang menggunakan weblog (singkatan dari blog) untuk menyampaikan eksistensinya sebagai dosen maupun pengembangan diri, ternyata tidak terlalu banyak. Yang menarik adalah sejak November 2008 sudah ada yang mau berteologi kontekstual di dunia maya “berteologi kontekstual di dunia maya” oleh steve Gaspersz dalam weblog “Kabaresi”. Berbagai Universitas telah memanfaatkan weblog, di Universitas Kristen misalnya, ada Fakultas Teologi UKIM sudah merilis website. UKI juga sudah memanfaatkan weblog bagi dosen dengan mengadakan pelatihan bagi dosen dalam hal penggunaan weblog sebagai sarana pemanfaatn IT oleh dosen.
Berbagai kemajuan di dunia Internet berdampak pada interaksi global yang sangat mudah dicapai. Apalagi dengan beragam fasilitas blog, semestinya harus dipakai oleh dosen STT, tetapi lebih banyak dosen STT memiliki facebook. Pemanfaatn blog oleh dosen untuk kegiatan pembelajaran harus dilihat sebagai peluang kontekstual. Steve Gaspersz dalam blognya menyebutkan, pemanfaatan web harus disyukuri karena ada  fator "kontekstual" karena dunia maya atau internet pada saat ini bisa menjadi salah satu sarana paling efektif untuk mencari informasi-informasi penting seputar ilmu teologi, kajian-kajian kritis yang dulu sulit sekali diperoleh karena kesenjangan jarak dan waktu, tetapi juga mendorong terbentuknya suatu habitus ilmiah yang lebih terbuka dan gaul.

Internet memang memberikan kemungkinan yang nyaris tak terbatas. Perjumpaan-perjumpaan dan diskusi-diskusi berlangsung melintasi batas-batas identitas. Dalam era internet, apa yang disebut sebagai konteks adalah konteks mondial dalam arti sesungguhnya. Sebuah gerak kemenduniaan yang tidak lagi terkurung pagar-pagar identitas etnis, budaya, kelompok sosial, agama, dan bahasa. Oleh karena itulah dunia maya sebenarnya bisa menjadi lahan subur bagi bertumbuhnya suatu karakter ilmiah yang terbuka dan kritis. "Terbuka" mengindikasikan bahwa pemikiran-pemikiran kita sudah selayaknya bersifat inklusif dan dewasa untuk melihat dan menyerap berbagai informasi di dunia maya. "Kritis" mengindikasikan bahwa meskipun inklusif, tetapi tidak semua informasi itu kita perlukan dan oleh karena itu kita membutuhkan suatu pijakan teoretis atau parameter keilmuan yang memampukan kita untuk memilah mana saja informasi yang kita perlukan bagi pengembangan tradisi keilmuan kita di fakultas teologi.

Kenyataan tersebut menghadapkan kita kepada suatu tantangan baru berkaitan dengan relasi keilmuan antara dosen dan mahasiswa. Seberapa jauh proses belajar-mengajar dan berdiskusi di kalangan civitas akademika fakultas teologi di Universitas, dan Sekolah Tinggi Teologi memanfaatkan weblog untuk kepentingan proses pembelajaran/perkuliahan. Bagaimana STT memanfaatkan proses yang inklusif dan kritis di era internet semacam ini? Siapkah mahasiswa dan dosen berdialog dan berdialektika secara cerdas dan santun dengan memanfaatkan media internet? Itu hanyalah beberapa pertanyaan dari beragam pertanyaan yang bisa diajukan berkaitan dengan pemanfaatan internet dalam proses berteologi, khususnya pembelajaran/pengajaran..

Steve Gazpersz menyatakan:
paradigma keilmuan teologi kita pada tataran ini sudah seharusnya bergeser atau bahkan didekonstruksi sehingga paradigmanya tidak lagi terpaku pada "teaching university" yang satu arah; tetapi sungguh-sungguh menempatkan seluruh kemajuan teknologi abad ini untuk mengisi dan mengkritisi terus-menerus paradigma berteologi kita. Konsep "jemaat" yang menjadi subject matter dalam pergulatan berteologi kita saat ini bahkan sudah mengalami pergeseran konseptual. Kalau kita berselancar di dunia maya, kita akan menemukan bahwa hampir sebagian besar generasi muda dan kalangan akademisi di Maluku sudah akrab dengan internet. Bahkan beberapa pendeta (termasuk saya) sudah lebih aktif berdiskusi melalui media weblog. Pertukaran pengalaman dan ilmu terjadi di sana. Sehingga betapa ironisnya jika kalangan dosen-dosen teologi malah kedodoran karena tidak melibatkan diri dalam arena gaul internet ini alias "gatek" (gagap teknologi).[2]

Lebih lanjut Gazpersz menyatakan, kini teologiwan dan teologiwati mampu melihat seluruh perkembangan internet, khususnya pemanfaatan blog gratis sebagai sesuatu yang penting. Harus disadari bahwa buku memang masih memegang peranan penting dalam proses belajar-mengajar, tetapi akses internet yang cepat dan mahaluas itu telah memungkinkan setiap orang (baca: jemaat dan mahasiswa teologi) memperoleh informasi yang cukup luas dan valid mengenai ilmu teologi yang mereka geluti atau pertanyaan-pertanyaan teologis yang menggelisahkan mereka.
Jelaslah bahwa perkembangan informasi melalui dunia maya begitu pesat, sehingga bila para pendidik teologi tidak siap memanfaatkan dunia maya maka kemampuan warga pembelajar teologis akan semakin diragukan atau kemampuan merespons dinamika teologi mondial akan semakin tumpul. Bahkan dikawatirkan mungkin apa yang kita ajarkan suatu ketika hanya dianggap "fosil" karena sama sekali tidak up-to-date dengan diskursus teologis yang berkembang dan menghangat pada suatu konteks. Oleh karena itu, Gasperz tetap mendorong para pembelajar teologi - dalam hal ini, para dosen teologi - mulai membiasakan diri untuk berselancar di dunia maya dan mencermati bagaimana "dunia" ini menyajikan kekayaan sumber-sumber untuk menginjeksi teori-teori baru dalam ilmu teologi.
Perkembangan internet yang makin canggih telah memungkinkan setiap pengguna internet untuk melakukan posting artikel, foto, bahkan video dengan lebih cepat dan mudah. Sekarang ini banyak sekali provider yang menyediakan spasi untuk aktivitas bloging. "Blog" pada dasarnya adalah aktivitas tulis-menulis yang disebarluaskan dengan menggunakan spasi situs pribadi. Beberapa provider sekarang menawarkan spasi yang lebih besar lagi untuk posting foto dan video. Dari aktivitas bloging ini terbentuklah suatu komunitas maya yang membangun persahabatan dan juga pertukaran gagasan maupun profil dengan cara melakukan inter-link dengan bloger-
bloger lain

Gazperz menyatakan bahwa weblog memberikan kemungkinan yang sangat besar bagi para pembelajar teologi untuk menyebarluaskan gagasan-gagasan teologis dan refleksi-refleksi teologis yang positif dengan jangkauan yang nyaris tanpa batas. Bloging memang memungkinkan kita untuk melakukan publikasi tulisan-tulisan kita dengan cepat dan murah. Untuk membuat buku maka kita harus mengeluarkan biaya yang besar, selain itu waktu yang relative lama untuk penyelesaian sebuah buku, editing, lay-out sampai pada diterbitkannya sebuah buku. Namun tidak demikian dengan menulis atau mempublikasikan tulisan di blog, sangat praktis dan langsung terbit dan dibaca oleh orang-orang diseluruh dunia, yang menemukan blog kita di internet. Gazpers juga menyatakan bahwa ada keuntungan yang bisa diperoleh dengan menulis secara konsisten di blog adalah bisa saja suatu saat kita ingin menerbitkannya dalam bentuk buku - sebagai akumulasi proses berpikir kita dalam rentang waktu tertentu. Tetapi dalam hal ini pikiran dan gagasan kita telah dikenal oleh publik melalui blog pribadi kita.

Idakah seorang Pengajar dan Pendidik yg sudah mulai pikun?: Ingat Internet dapat Mencegah Pikun
Ini adalah berita gembira bagi para netters dan bloggers pada umumnya sekaligus bagi para lanjut usia (Lansia) khususnya. Karena dengan mengakses internet, kita tidak hanya mengetahui informasi tetapi dengan surfing di dunia maya inidapat membantu untuk memperbaiki dan melatih  fungsi otak. Dan ini khususnya bagi lansia, dapat mencegah pikun (dementia) yang sringkali mengancam orang lansia, karena dengan mengakses internet berarti kita sudah melakukan atau melibatkan otak dalam sebuah aktivitas yang cukup rumit, sehingga fungsi otak tetap dapat dipertahankan.
Dengan surfing di internet, ibarat kita membaca sebuah buku, sehingga bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan bahasa, pengendalian daya ingat, dan daya visual akan ikut bekerja, bahkan menambahkan aktifitas tambahan bagi otak yaitu untuk pengendalian keputusan dan pertimbangan.[3]
Peranan Internet untuk Belahan Otak Manusia
Ini yang membedakan dengan membaca, karena bila kita surfing di internet maka kita akan dihadapkan dengan berbagai macam pilihan informasi yang harus kita pilih atau kita klik, dengan adanya keputusan yang harus dibuat inilah aktivitas bagi otak untuk pembuatan keputusan dan pertimbangan akan terus diasah.
Bila lansia sering-sering mencari informasi di internet dan menghambat sejumlah proses peranan pada otak seperti pengurangan atau penciutan aktivitas sel otak dan akan membuat orang tua/lansia tetap segar ingatan dan dibantu dengan menjaga makanan dengan gizi yang seimbang dan olah raga yang teratur.
Banyak dosen memiliki teknologi canggih seperti laptop, notebook, netbook, ipad dan lain sebagainya yang terhubung dengan satu computer dengan computer lain (internet) tetapi tidak dipakai untuk membuat blog. Padahal blog memiliki peluang untuk dijadikan sebagai media pembelajaran yang menyenangkan. Yang terjadi adalah menggunakan laptop, notebook, netbook untuk terhubung dengan LCD dan atau tanpa LCD bagi tugas mengajar di kelas. Dosen mengajar sering hanya memakai bahan ajar atau mungkin diktat, sementara fasilitas di internet dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Sering alasan biaya, tetapi ada fasilitas gratis seperti blog, yaitu di blogspot.com, wordpress.com dll.



[1] Harian Umum Tabengan, Spirit Membangun Kalteng, hlm 5, Kolom 6,  Rabu, 14 Desember 2011..
[3] Majalah Triwulan Bahtera, Edisi 7 Maret 2011, hal. 37, kolom 1-3.

Rabu, 13 Juni 2012

Logi-logi Yonas Muanley

Blog ini merupakan tempat yang efektif, efisien dan produktif untuk saya menyampaikan kepada public, tentang hasil berpikir saya. Hasil berpikir ini merupakan proses yang diperoleh, di dalam dan di luar ruang kuliah, di dalam dan di luar mimbar gereja, di masyarakat.
TUHAN telah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan-Nya, Tuhan juga menasehati untuk mengasihi-Nya dengan segenap akal budi …
Berdasarkan firman di atas, saya ingin menyampaikan pikiran yang Tuhan berikan kepada saya, harapannya adalah menjadi bermanfaat. 

Salam logi yang berbuah

Yonas Muanley