Apa itu kebenaran?
Dalam Yohanes 18: 32 kita belajar dari Yesus tentang pengajaran
kebenaran itu. Kebenaran yang diajarkan Yesus adalah kebenaran yang
memerdekakan atau membebaskan manusia dari dosa.
Murid sejati yang mengenal kebenaran
merupakan pengambaran selanjutnya
mengenai kehidupan seorang murid yang sejati yang bertekun serta hidup di dalam
pengajaran Yesus. Dikatakan bahwa murid yang sejati “mengenal kebenaran” dan “kebenaran
itu memerdekakan kamu”. Dalam bahasa Yunani, terdapat dua kata yang biasanya
diterjemahkan dengan “kebenaran”, yaitu kata dikaiosunh (righteousness) dan kata avlhqeia (“truth”). Istilah dikaiosunh
biasanya digunakan untuk kebenaran yang bersifat objektif atau legal,[1]
sedangkan istilah avlhqeia biasanya digunakan untuk “motif yang benar, sesuai
dengan kenyataan, atau dapat dipercaya”.[2] Dalam
ayat 32, kata Yunani yang diterjemahkan dengan “kebenaran” adalah avlhqeia.
Itulah sebabnya, Ridderbos menyatakan bahwa “kebenaran” yang dimaksudkan di
sini bukanlah kebenaran yang bersifat umum atau bersifat filosofis, melainkan
kebenaran Injil yang datang melalui Yesus Kristus, yang telah menjadi darah dan
daging di dalam Dia (1:14, 17). Itulah sebabnya, Yesus sendiri menyatakan bahwa
Dia adalah kebenaran itu (14:7; 8:40, 44, 45).[3] Demikian
pula Ben Witherington menyatakan bahwa kebenaran yang dimaksudkan di sini tidak
lain adalah Yesus Kristus sendiri yang merupakan Pewayu sekaligus pewahyuan itu
sendiri. Di dalam Dia, rencana ilahi dari pewahyuan dan keselamatan itu
tersingkap dan mencapai klimaks pemenuhannya.[4] Hal
itu berarti, istilah ginwskw dalam konteks ini berarti memiliki pengenalan yang
intim dengan Yesus. C.H. Dodd menyatakan bahwa murid yang sejati “bukan hanya
harus mendengarkan pengajaran-Nya; mereka harus disatukan dengan Dia yang
adalah kebenaran.”[5]
Kebenaran itu juga akan memerdekakan mereka.
Jadi, pengajaran Yesus dalam ayat
31b-32 adalah bahwa murid yang sejati
adalah murid yang tinggal di dalam pengajaran Yesus, memiliki hubungan yang
intim dengan Yesus, dan dimerdekakan oleh Yesus. Sepertinya dalam pengajaran ini ada
rujukan tentang peristiwa
pembebasan Israel dari Mesir yang merupakan tempat perbudakan. Pengajaran ini hendak menegaskan
bahwa sebagaimana Allah
membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir,
demikianlah kebenaran, yaitu Yesus Kristus membebaskan atau memerdekakan mereka
yang adalah murid-murid-Nya yang sejati.[6]
Untuk tidak mengacaukan frasa “Kebenaran”,
maka perlu dibedakan kebenaran yang dimaksud disini. Kebenaran yang dimaksud
disini adalah kebenaran “logi atas” dan “buah logi atas”. Maksudnya yakni Yesus
adalah firman itu (logi Allah), dan kehidupan-Nya sesuai dengan kehendak Bapa
yang mengutus-Nya, yang dalam bagian ini saya sebut dengan istilah “logi yang
berbuah” atau perbuatan yang sesuai dengan firman (logi).
Sedangkan logi dan buah logi yang
lain yaitu logi dan buah logi manusia ciptaan Tuhan. Ada kebenaran Ilmu
pengetahuan, seperti kebenaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Hukum,
Pendidikan, Teologi dan lain-lain. Semuanya menyangkut pengetahuan yang benar
yang terjadi dalam proses berpikir dan bertindak manusia.
[1] “dikaiosunh,” in Thayer’s Greek Lexicon (Software version
of BibleWorks6).
[2] “avlhqeia,” in UBS Lexicon (Software version of
BibleWorks6).
[3] Ridderbos, The Gospel according to John, 308;
Carson, The Gospel of John, 348-349.
[4] Ben Witherington III, John’s Wisdom: A Commentary on the Fourht
Gospel (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1995), 176-177.
[5] Dikutip dalam: Carson, The Gospel of John, 349.
[6] Beasley-Murray, John [software version].
0 komentar:
Posting Komentar