Jumat, 01 April 2016

Murid Yesus yang sejati mengenal kebenaran

Apa itu kebenaran?
Dalam Yohanes 18: 32  kita belajar dari Yesus tentang pengajaran kebenaran itu. Kebenaran yang diajarkan Yesus adalah kebenaran yang memerdekakan atau membebaskan manusia dari dosa.
Murid sejati yang mengenal kebenaran merupakan pengambaran selanjutnya mengenai kehidupan seorang murid yang sejati yang bertekun serta hidup di dalam pengajaran Yesus. Dikatakan bahwa murid yang sejati “mengenal kebenaran” dan “kebenaran itu memerdekakan kamu”. Dalam bahasa Yunani, terdapat dua kata yang biasanya diterjemahkan dengan “kebenaran”, yaitu kata dikaiosunh (righteousness) dan kata avlhqeia (“truth”). Istilah dikaiosunh biasanya digunakan untuk kebenaran yang bersifat objektif atau legal,[1] sedangkan istilah avlhqeia biasanya digunakan untuk “motif yang benar, sesuai dengan kenyataan, atau dapat dipercaya”.[2] Dalam ayat 32, kata Yunani yang diterjemahkan dengan “kebenaran” adalah avlhqeia. Itulah sebabnya, Ridderbos menyatakan bahwa “kebenaran” yang dimaksudkan di sini bukanlah kebenaran yang bersifat umum atau bersifat filosofis, melainkan kebenaran Injil yang datang melalui Yesus Kristus, yang telah menjadi darah dan daging di dalam Dia (1:14, 17). Itulah sebabnya, Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia adalah kebenaran itu (14:7; 8:40, 44, 45).[3] Demikian pula Ben Witherington menyatakan bahwa kebenaran yang dimaksudkan di sini tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri yang merupakan Pewayu sekaligus pewahyuan itu sendiri. Di dalam Dia, rencana ilahi dari pewahyuan dan keselamatan itu tersingkap dan mencapai klimaks pemenuhannya.[4] Hal itu berarti, istilah ginwskw dalam konteks ini berarti memiliki pengenalan yang intim dengan Yesus. C.H. Dodd menyatakan bahwa murid yang sejati “bukan hanya harus mendengarkan pengajaran-Nya; mereka harus disatukan dengan Dia yang adalah kebenaran.”[5] Kebenaran itu juga akan memerdekakan mereka.
Jadi, pengajaran Yesus dalam ayat 31b-32 adalah bahwa murid yang sejati adalah murid yang tinggal di dalam pengajaran Yesus, memiliki hubungan yang intim dengan Yesus, dan dimerdekakan oleh Yesus. Sepertinya dalam pengajaran ini ada rujukan tentang peristiwa pembebasan Israel dari Mesir yang merupakan tempat perbudakan. Pengajaran ini hendak menegaskan bahwa sebagaimana Allah membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir, demikianlah kebenaran, yaitu Yesus Kristus membebaskan atau memerdekakan mereka yang adalah murid-murid-Nya yang sejati.[6]
Untuk tidak mengacaukan frasa “Kebenaran”, maka perlu dibedakan kebenaran yang dimaksud disini. Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran “logi atas” dan “buah logi atas”. Maksudnya yakni Yesus adalah firman itu (logi Allah), dan kehidupan-Nya sesuai dengan kehendak Bapa yang mengutus-Nya, yang dalam bagian ini saya sebut dengan istilah “logi yang berbuah” atau perbuatan yang sesuai dengan firman (logi).
Sedangkan logi dan buah logi yang lain yaitu logi dan buah logi manusia ciptaan Tuhan. Ada kebenaran Ilmu pengetahuan, seperti kebenaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Hukum, Pendidikan, Teologi dan lain-lain. Semuanya menyangkut pengetahuan yang benar yang terjadi dalam proses berpikir dan bertindak manusia.





[1] “dikaiosunh,” in Thayer’s Greek Lexicon (Software version of BibleWorks6).
[2] “avlhqeia,” in UBS Lexicon (Software version of BibleWorks6).
[3] Ridderbos, The Gospel according to John, 308; Carson, The Gospel of John, 348-349.
[4] Ben Witherington III, John’s Wisdom: A Commentary on the Fourht Gospel (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1995), 176-177.
[5] Dikutip dalam: Carson, The Gospel of John, 349.
[6] Beasley-Murray, John [software version].

0 komentar:

Posting Komentar